Konsepsi "Indonesia Raya" yang Sebenarnya
Kita
umumnya mengenali “Indonesia Raya” adalah lagu kebangsaan Indonesia.
Tetapi siapa sangka kalau “Indonesia Raya” atau “Greater Indonesia”
adalah sebuah konsepsi Ideologis Pan-Malaya. Paham ini bertujuan untuk
membentuk satu pemerintahan tunggal yang menyatukan seluruh Ras Melayu
di Asia Tenggara. Paham ini bertujuan untuk menyatukan wilayah Dutch East Indies (Indonesia) dan British Malaya (Malaysia) kedalam satu pemerintahan tunggal. Paham ini didukung oleh mahasiswa dan alumni dari Universiti Pendidikan Sultan Idris, dan seseorang dari Sumatera yakni Muhammad Yamin serta seorang Jawa yakni Soekarno.
Paham
Pan-Melayu ini berdasarkan kesamaan ras, bahasa, agama, dan budaya dari
kelompok etnis di kepulauan Nusantara. Tujuannya satu, membangkitkan
kembali kejayaan Sriwijaya dan Majapahit.
Spoiler for "Ras Melayu":
Pada 1920-an, paham ini berkembang tumbuh di Hindia Belanda, khususnya diantara intelektual pribumi Indonesia. Di Malaysia, paham ini didukung oleh Kesatuan Muda Melayu yang dipimpin oleh Ibrahim Yaacob. Tetapi, paham ini lebih berkembang di Indonesia karena semangat nasionalismenya rakyat Indonesia yang tinggi.
Pada masa penjajahan Jepang, para pendukung ide ini berkooperasi dengan Jepanguntuk membentuk menyatukan bekas kekuasaan British Malaya dan Dutch East Indies. Ibrahim Yacob menggelorakan ide ini di Malaya , sementara itu Soekarno dan Hatta membumikan ini di Jawa dan Sumatera.
Tetapi Jepang kalah Perang Dunia II, Inggris dan Belanda ingin kembali menguasai daerah jajahannya lagi.
Untung bagi Indonesia, Soekarno dan Hatta atas dorongan Golongan Muda
bisa cepat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sementara di
Malaysia, gerakan ini pudar. Pendukung paham Greater Indonesia di Malaya dianggap sebagai “pengkhianat bangsa” karena telah berkolaborasi dengan Jepang.
Pada
era 1950-an, Soekarno memperoleh penuh kekuasaan di Indonesia. Soekarno
adalah penentang utama Inggris yang masih mencengkeram Malaya. Soekarno
menganggap bahwa Federasi Malaysia adalah negara boneka Inggris. Maka
dari itu, Soekarno ingin “membebaskan” rakyat Malaya dari Inggris
melalui Operasi Dwikora. Namun, Operasi Dwikora pada dasarnya adalah
ingin menganeksasi wilayah Malaysia ke dalam Republik Indonesia untuk
mewujudkan paham Indonesia Raya ini. Pada akhirnya, operasi Dwikora
dihentikan karena dampak dari Gerakan 30 September. Soekarno lengser,
kemudian Soeharto mengambil alih situasi dan Konsepsi Indonesia Raya tidak pernah terwujud.
Apabila gerakan ini berhasil, inilah profil Negara Kesatuan Republik Indonesia Raya
Ibukota : Jakarta
Populasi : 293,8 juta
PDB Perkapita 2018 (PPP) : $ 35,105
Bahasa Resmi : Melayu
Agama : Islam, Nasrani, Hindu, Budha, Konghucu, dll.
Populasi : 293,8 juta
PDB Perkapita 2018 (PPP) : $ 35,105
Bahasa Resmi : Melayu
Agama : Islam, Nasrani, Hindu, Budha, Konghucu, dll.
0 comments:
Post a Comment