Saturday, 13 April 2019

Sejarah dan Perkembangan Musik Jepang

Sejarah dan Perkembangan Musik Jepang
Hot Thread
Ketika Perang Dunia II berakhir dan Amerika menduduki Jepang, warna warna musik juga mengikuti di belakangnya. Jepang kemudian berkenalan dengan boogie—woogie, mambo, blues dan country.

Para musisi Jepang kemudian mempelajari dan memainkan jenis—jenis musik barat itu. Lalu para musisi Jepang ini bermain di depan para tentara pendudukan dari Amerika itu. Lahir|ah judul—judul lagu yang kemudian disuka orang seperti 'Tokyo Boogie—Woogie' (1948) milik Shizuko Kasagi, 'Tennesse Waltz' (1951) dari Eri Chiemi, Misora Hibari dengan 'Omatsuri Mambo' dan Izumi Yukimura menembangkan 'Omoide no Waltz'. 

Sejarah dan Perkembangan Musik Jepang

Tahun 1952 Jepang mengalami jazz boom, Louis Armstrong pernah bermain di negara ini, sayangnya karena dibutuhkan keahlian menguasai dan memainkan instrumen, tak banyak musisi yang bermain di dalamnya. Musisi—musisi amatir lebih menyenangi bermain musik country.

Kosaka Kazuya dan the Wagon Masters yang hadir di tahun 1956 menjadi semacam tonggak kehadiran musik rock n' roll di Jepang. Lagu 'Heartbreak Hotel' milik Elvis Presley juga diputar melalui pengeras suara pada pemutar piringan hitam. Gerakan rock n' roll ini mencapai puncaknya di tahun 1959 dengan sebuah film yang dibintangi oleh semua bintang rock Jepang. Namun perkembangan rock n' roll di Amerika yang mengalami pasang—surut cukup cepat, membuat perkembangan musik ini di Jepang juga mengalami pengaruhnya. Sebagian musisi—musisinya menggabungkan rock n' roll dengan musik pop tradisional Jepang. Dalam periode ini muncul Sakamoto Kyu dengan lagunya 'Ue wo Muite Aruko' (Let's Look Up and Walk) dan tentunya lagunya yang paling terkenal 'Sukiyaki'.

Pada awal tahun 1970—an hingga pertengahan 1980—an hadir istilah genre 'New Music'. Genre ini memfokuskan pada tema—tema cinta dan hal—hal lain yang berhubungan dengan personal. Tokuro Yohida dan Yosui Inoue adalah dua musisi paling berpengaruh dalam genre musik ini. Pada tahun 1980—an juga hadir termin 'City Pop', sebuah istilah musik dan lagu yang menggambarkan tema kota besar, kebanyakan Tokyo menjadi inspirasi utamanya. 

Sangat sulit untuk membuat garis tegas antara New Music dan City Pop, sebab keduanya berangkat warna music yang sama. Untuk menghilangkan kebingungan maka hadir istilah Wasei Pop yang mewakili dua istilah tersebut. Namun istilah itu akan tergusur dengan sebutan J—Pop yang mewakili semua warna musik populer di Jepang.

Sejarah dan Perkembangan Musik Jepang

Menjelang akhir tahun 1980—an sebuah grup rock Jepang, Change & Aska, menjadi fenomena baru di negeri matahari terbit itu. Change (Shuji Shibata) dan Ryo Aska (Shigeaki Miyazaki), sampai saat ini Ryo Aska menjadi penulis lagu terkenal di Jepang, adalah duo penyanyi sekaligus penulis lagu yang paling terkenal saat itu. 

Sepanjang tahun 1980—an dan 1990—an Change & Aska adalah grup rock Jepang paling terkenal di Asia. Tiket Konsernya di Jepang, Hongkong, Singapura, dan Taiwan terjual habis di hari pertama. Namun kehadiran mereka surut di akhir tahun 1990—an oleh musik dance—pop dengan pionirnya Namie Amuro dan Tetsuya Komuro.

Di jalur mainstream, terjadi kembali perubahan dengan popularitas musik R&B dengan penyanyinya Utada Hikaru dengan single debutnya 'Automatic/time will tell'. Sedangkan albumnya 'First Love' terjual lebih dari 7,5juta keping. Dengan angka itu ia menjadi penyanyi pertama dengan album paling laris dalam sejarah industry musik Jepang. Sedangkan di jalur musik pop masih mampu bersaing dengan kehadiran Hamasaki Ayumi, Kuraki Mai dan Ami Suzuki, juga grup wanita Speed dan Morning Asume.

Perkembangan musik yang tak ada pada industri musik lainnya di dunia ini adalah hadirnya 'visual kei' (visual type). Visual Kei adalah penggambaran dari gerakan J—Rock di tahun 1990—an. Personil band—band ini biasanya menggunakan karakter atau visual khayalan untuk menarik perhatian. Kebanyakan penggemar—penggemar grup ini di Jepang adalah kaum hawa yang memang merupakan target pasar terbesar. Dan mereka tak keberatan membeli apapun yang berhubungan dengan grup musik kesayangannya seperti stiker, kartu pos atau album foto musisi kesayangan mereka. Namun di luar Jepang perbandingan penggemarnya antara pria dan wanita sangat berimbang.

Sejarah dan Perkembangan Musik Jepang

Para personil band—band visual kei ini tak pelak lagi menggunakan makeup, menata rambut, mengingatkan pada grup grup hair metal di tahun 1980—an, dan memakai kostum 'tak lazim'. Adapun kecenderungan yang lain, para personil band—band ini tampil feminin meskipun musik yang dibawakan tak selembut penampilan mereka. Biasanya mereka mengambil karakter—karakter yang lima atau enam tahun pernah populer sebelumnya. Karakter— karakter ini diambil dari game komputer atau film film animasi. Penampilan mereka ini kemudian ditiru oleh penggemarnya ketika menonton konser mereka.

Gerakan ini diawali dengan kehadiran X—Japan yang memperkenalkan penggunaan visualisasi seperti itu untuk mendapatkan efek kejutan guna mendapatkan pengikut. Tadinya hanya untuk mendapatkan perhatian dari kalangan independen saja, namun kenyataannya malah memberikan sumbangan pada budaya popular di Jepang. Pengaruh X—Japan melebar sehingga menghadirkan Die in Cries, Luna Sea, Zekill, Shazna, dan Baiser.

J—rock sendiri bisa dilihat dari warna musiknya, meskipun pembagiannya terkadang lebih pada penampilan visualnya. Yang murni membawakan J—Rock seperti Luna Sea dan Dir en Grey, rock ringan atau berdasarkan musik pop seperti Glay dan L'Arc”en”Ciel, kemudian yang terpengaruh heavy metal seperti Sex Machineguns. Bahkan dalam J—Rock juga terdapat pengusung Industrial, Synth Pop, Punk dan berbagai jenis lainnya yang dikategorikan dalam J—Rock.

Namun karena adanya kesamaan pemakaian makeup, peneliti musik dari barat sering
terkecoh dengan kemiripan antara visual kei dan gothic rock. Bahkan bila ditelusuri, hanya terjadi sedikit sentuhan antara visual kei dengan gothic Jepang yang sering disebut sebagai 'Gothic Lolita'. Selain Gothic Lolita, yang menjadi subgenre J—Rock adalah EroGuro dan Angura Kei.

Sejarah dan Perkembangan Musik Jepang


0 comments:

Post a Comment