#Menolak Lupa, Tragedi Berdarah Di Tangan Para Jendral Tahun 98
Jangan lupakan sejarah !! Di zaman ini banyak masyarakat telah melupakan akan sejarah masa lalu, bahkan di pelajaran sejarahpun terkadang tak ditulis secara terang benderang ada titik hitam yang sengaja ditutupi.
Tak jarang bila sosok yang berada dalam catatan sejarah, bisa hitam dan putih tergantung siapa yang bercerita. Berhubung sebentar lagi ingin pemilu inilah sebuah kisah dari purnawirawan Jendral TNI Agum Gumelar tentang salah satu Calon Presiden yang kini sedang memperebutkan kursi di bulan April nanti.
Thread ini bukan ujaran kebencian, namun hanya menyadur apa yang diungkapkan sang mantan Jendral pada tahun 2014 lalu.
Tragedi 1998, sekitar 20 tahun yang lalu entah sudah berganti berapa periode kepemimpinan bangsa ini. Namun tragedi itu membawa luka yang mendalam hingga kini, dimana bangsa yang santun menjadi buas tak terkendali. Para aktivis 98 pun banyak yang hilang diculik , bahkan mereka yang meninggal di dalam kampus pun ada.
Nyawa sudah mereka korbankan lalu apa yang terjadi ? Reformasi seakan belum ada taringnya, bahkan ekonomi pun dirasa semakin sulit. Tapi bukan itu yang ingin kita bahas, namun perbuatan Jendral Prabowo kepada para aktivis di tahun 98.
Hingga para perwira tinggi pun membentuk DKP, Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Yang dibentuk pada 1998 oleh Panglima ABRI saat itu, yaitu Jenderal Wiranto tujuannya mengusut kasus penghilangan paksa sejumlah aktivis yang menyeret nama Prabowo selaku Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus kala itu.
DKP beranggotakan seperti Letjen Djamari Chaniago, Letjen Fachrul Razi, Letjen Yusuf Kartanegara, Letjen Arie J Kumaat, serta Jenderal Subagyo Hadi Siswoyo sebagai Ketua DKP, dan juga tentu saja Agum Gumelar dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Hingga akhirnya dari penyelidikan DKP, didapatkan bukti Prabowo tersandung kasus pelanggaran HAM berat, dan ia pun di pecat dari kesatuannya. Para anggota DKP pun menanda tangani hal tersebut.
Hal itu diperkuat dengan Sebanyak 34 dokumen rahasia Amerika Serikat mengungkap rentetan laporan pada masa prareformasi, Dokumen yang dirilis ke publik oleh lembaga Arsip Keamanan Nasional (NSA) ini mengemukakan berbagai jenis laporan pada periode Agustus 1997 sampai Mei 1999.
Seperti yang kita tahu di tahun tersebut Prabowo pun memang dijadikan kambing hitam dari niat kudeta, kita masih bisa merasakan kegetiran akan terjadinya kerusuhan yang membuat bangsa ini terlihat buas. Efeknya sang Jendral bintang lima pun lengser digantikan dengan Habibie. Prabowo pun setelah tragedi Mei 1998 di bulan september ia meninggalkan tanah air dan menetap di Yordania.
Terjadinya perebutan kekuasaan di tubuh militer antara Prabowo dan Wiranto, mengindikasikan militer saat itu terpecah belah tidak satu suara di saat itu.
Menanggapi cuitan dari pensiunan Jendral Agum Gumelar tadi, lalu dimana para aktivis yang hilang saat ini ? Jawabannya mencenggangkan 4 aktivis yang pernah hilang yaitu Haryanto Taslam, Pius Lustrilanang dan Desmond J Mahesa dan Aan Rusdianto berada di kubu Gerindra.
Lalu mengapa Prabowo hanya di pecat tidak seperti tim mawar lainnya ? Entahlah hal ini seperti kaset kusut yang susah untuk di urai, ke 9 aktivis yang dibebaskan tim mawar pun sebagiannya berada di kubu Prabowo, hingga menjadi politikus saat ini bahkan Andi Arief sebagai korban saat itu kini terjerat kasus Narkoba.
Lalu adakah titik terang siapa pelaku penghilangan paksa para aktivis yang di duga 13 aktivis yang masih hilang ? Kivlan Zein menilai ada double agent, dimana terjadinya pergerakan ketika saat itu militer terpecah belah. Dari SBY hingga Jokowi kisah siapa dalangnya itu seperti tak tersentuh, ada kekuatan besar yang bermain tanpa bisa disentuh oleh hukum.
Begitu banyak darah dan ribuan jiwa meregang nyawa, lalu hasilnya dari darah-darah mereka terlihat saat ini para elite politik tertawa senang dan hanya ingin berkuasa, tak perduli mereka senang diatas raungan dan tangisan anak bangsa yang menjadi korban. Korupsi pun terus berjalan tanpa ada langkah hukuman mati buat mereka. Apakah lupa dengan kerusuhan yang menyebabkan banyak para penjarah mati terpanggang. Coretan pribumi dan bahasa arab pun terlihat seakan muslim adalah penjarah dan tak beretika. Konflik sara sengaja dimainkan untuk membuat rasa takut masyarakat bila orde baru hancur.
Entahlah yang jelas sejarah kelam bangsa ini sedikit demi sedikit terbuka, di bagian militerpun tidak satu suara dibagian sipil pun sama. Tidak ada yang menang dan kalah ketika sesama anak bangsa saling ribut, saling culik, hingga saling maki. Menang jadi arang kalah pun jadi abu, untuk itu sadarlah kawan sebagai rakyat sipil jangan mudah untuk diadu domba oleh mereka yang sedang berebut kursi kekuasaan.
Salam damai, semoga kita tetap bersatu atas nama cinta, cinta tanah air.
Mari segera bergabung dengan kami.....
ReplyDeletedi IONPK.ORG.:)
pin BB : 58ab14f5 , di add ya...
Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
Dijamin seru dan menghasilkaN IONPK.ORG