Akhir Karier Militer Joan Of Arc
Pengepungan Compiègne (1430) adalah pertempuran militer terakhir Joan of Arc dalam perang 100 Tahun. Kariernya sebagai pemimpin pasukan Perancis berakhir karena dia tertangkap oleh pasukan Burgundi, sekutu Inggris saat pertempuran kecil di luar kota tersebut pada tanggal 23 Mei 1430. Walaupun pertempuran ini hanyalah sebuah pertempuran kecil, namun dalam sejarah, pertempuran ini sangat penting karena salah satu tokoh paling kharismatik dan sukses yang dimiliki Prancis, Joan of Arc, berhasil ditangkap.
Jalannya pertempuran
Kegagalan serangan ke Paris dan juga kegagalan mengepung La Charite-sur-Loire menjadi awal penurunan karier Joan, meskipun pada bulan Desember 1429 Raja Charles VII mempromosikan Joan, orang tuanya, dan saudara-saudaranya ke status yang mulia. Pada tahun 1430, Duke of Burgundy mengancam posisi Champagne dan Brie, Joan berjanji pada Charles bahwa dia akan melindungi daerah-daerah tersebut. Segera setelah itu ia meninggalkan Charles secara sepihak tanpa diketahui oleh raja untuk melawan pasukan Burgundi dalam Pertempuran Compiegne. Joan saat itu hanya ditemani oleh saudara laki-lakinya Pierre, pengawal pribadinya, Jean de Aulon, dan sejumlah kecil prajurit. Meskipun demikian, ketika dia mencapai Compiegne pada tanggal 14 Mei 1430, kehadiran Joan dengan cepat mengumpulkan orang-orang yang royal kepadanya, memberi mereka harapan baru untuk melawan ancaman Burgundian.
Joan terkejut menemukan kota itu dikepung oleh John of Luxembourg. John adalah kapten Duke of Burgundy yang hebat, jadi kali ini Joan menghadapi lawan yang tangguh. Joan of Arc kemudian merencanakan serangan mendadak terhadap Burgundi di Margny dengan bantuan Guillaume de Flavy, mereka dengan cepat menyerang sebuah pos terdekat sehingga dia terpisah dari pasukan utama. John dari Luxembourg mengetahui hal itu secara tidak sengaja saat sedang mensurvey wilayah sekitar kemudian dengan cepat memanggil bala bantuan. Bala bantuan ini jauh lebih besar dibanding jumlah penyerang yang dipimpin oleh Joan of Arc sehingga Joan memerintahkan pasukannya untuk mundur, namun tetap kepada kebiasaanya, Joan berada dibarisan paling terakhir untuk mundur. hingga akhirnya, pasukan John berhasil menangkap Joan, sebuah hadiah yang bahkan lebih berharga daripada kota itu sendiri. Joan sebenarnya bisa saja melarikan diri dahulu, namun karena dia yang paling terakhir mundur sehingga naas disaat dia mundur, seorang pemanah menarik Joan dari kudanya hingga jatuh. Setelah penangkapannya, Joan bersumpah kepada para penawannya bahwa dia tidak akan melakukan apa pun yang akan mengkhianati Charles VII.
Uskup
Agung Renaud, seorang pemuka agama di sisi Charles, mengatakan kepada
semua orang bahwa penangkapan Joan adalah akibat kesalahannya sendiri
karena mengabaikan perintah Charles sehingga ia jatuh kedalam
malapetaka. Memang saat itu Charles berniat untuk menyerahkan Compiegne
kepada Duke of Burgundy dengan harapan dapat mendamaikan pihak
Burgundian, tetapi orang-orang Compiegne menolak untuk menyerah dan
diperintah oleh Burgundian, jadi Joan bukan orang yang tidak mematuhi
perintah, dia hanya ingin membantu sebuah kota yang masih royal kepada
raja Charles dan kepada Perancis hingga membuatnya tidak mematuhi
keinginan Charles.
Battle of Compiegne
Kegagalan serangan ke Paris dan juga kegagalan mengepung La Charite-sur-Loire menjadi awal penurunan karier Joan, meskipun pada bulan Desember 1429 Raja Charles VII mempromosikan Joan, orang tuanya, dan saudara-saudaranya ke status yang mulia. Pada tahun 1430, Duke of Burgundy mengancam posisi Champagne dan Brie, Joan berjanji pada Charles bahwa dia akan melindungi daerah-daerah tersebut. Segera setelah itu ia meninggalkan Charles secara sepihak tanpa diketahui oleh raja untuk melawan pasukan Burgundi dalam Pertempuran Compiegne. Joan saat itu hanya ditemani oleh saudara laki-lakinya Pierre, pengawal pribadinya, Jean de Aulon, dan sejumlah kecil prajurit. Meskipun demikian, ketika dia mencapai Compiegne pada tanggal 14 Mei 1430, kehadiran Joan dengan cepat mengumpulkan orang-orang yang royal kepadanya, memberi mereka harapan baru untuk melawan ancaman Burgundian.
Joan terkejut menemukan kota itu dikepung oleh John of Luxembourg. John adalah kapten Duke of Burgundy yang hebat, jadi kali ini Joan menghadapi lawan yang tangguh. Joan of Arc kemudian merencanakan serangan mendadak terhadap Burgundi di Margny dengan bantuan Guillaume de Flavy, mereka dengan cepat menyerang sebuah pos terdekat sehingga dia terpisah dari pasukan utama. John dari Luxembourg mengetahui hal itu secara tidak sengaja saat sedang mensurvey wilayah sekitar kemudian dengan cepat memanggil bala bantuan. Bala bantuan ini jauh lebih besar dibanding jumlah penyerang yang dipimpin oleh Joan of Arc sehingga Joan memerintahkan pasukannya untuk mundur, namun tetap kepada kebiasaanya, Joan berada dibarisan paling terakhir untuk mundur. hingga akhirnya, pasukan John berhasil menangkap Joan, sebuah hadiah yang bahkan lebih berharga daripada kota itu sendiri. Joan sebenarnya bisa saja melarikan diri dahulu, namun karena dia yang paling terakhir mundur sehingga naas disaat dia mundur, seorang pemanah menarik Joan dari kudanya hingga jatuh. Setelah penangkapannya, Joan bersumpah kepada para penawannya bahwa dia tidak akan melakukan apa pun yang akan mengkhianati Charles VII.
Penawanan Joan of Arc
Duke of Burgundy sangat gembira karena akhirnya wanita yang telah menyebabkan dia dan sekutu Inggrisnya kalah berkali-kali berhasil ditangkap. Dia menempatkan Joan dan pengawalnya, Jean de Aulon di dalam sel istananya di Vermandois. Setelah Joan melakukan berbagai upaya untuk melarikan diri, Burgundy berpikir lebih baik untuk memindahkannya ke kastil yang berada lebih ke utara, lebih jauh dari garis perbatasan dengan Prancis. Di kastil ini, Joan melakukan upaya melarikan diri yang lebih berani, ia melompat dari ketinggian enam puluh kaki dari puncak menara penjara ke parit. Meskipun tidak sadarkan diri dan menderita banyak memar dari usaha melarikan diri ini, Joan tidak terluka parah. Burgundy kemudian memindahkan lagi Joan ke lokasi yang lebih aman di Arras.
Pada tanggal 25 Mei 1430, berita tentang penawanan Joan of arc mencapai Paris. Paris, yang saat itu pro-Inggris, menyarankan agar Joan diserahkan kepada para pemuka agama untuk di inkuisisi. Pierre Cauchon, Uskup Beauvais, memimpin interogasi, karena Joan ditangkap diwilayah keuskupannya. Pada 3 Januari 1431, Joan dipindahkan ke bawah kuasa Cauchon dengan harga 10.000 franc. Dia dibawa ke pengadilan di Rouen, yang kemudian dikendalikan oleh Earl of Warwick dari Inggris.
Pada tanggal 13 Januari 1431, persidangan untuk mengadili Joan dimulai. Dia diadili oleh Gereja (bukan Negara.) Bishop Cauchon dan wakil inkuisitor Prancis melayani sebagai hakim. Pertama, mereka mengutip pernyataan dari berbagai orang tentang reputasi Joan dan mendakwanya sebagai penyihir. Joan tampaknya memenuhi deskripsi standar, dia bersikap aneh, dia mendengar "suara-suara" misterius di kepalanya, dan dia suka pergi sendiri untuk waktu yang lama, disamping itu dia juga memiliki keberuntungan yang luar biasa, dan dia biasanya mengenakan pakaian pria. Pada tanggal 21 Februari 1431, Joan dipanggil menghadap ke pengadilan lagi. Dia bersumpah untuk mengatakan yang sebenarnya, Joan sering menolak untuk mengatakan apa-apa ketika dia ditanya tentang pertanyaan yang berhubungan dengan Charles VII. 70 dakwaan bidat menyusut menjadi hanya 12 dakwaan, namun tidak ada yang terbukti secara jelas semua dakwaan tersebut. Joan yang telah dipenjara dalam sel-sel lembap selama berbulan-bulan jatuh sakit. Burgundy mengkhawatirkan hal ini, mereka tidak ingin dia mati sebelum pengadilan bisa membuktikan dia adalah seorang penyihir. Meskipun dia takut dan dalam keadaan sakit, Joan menolak untuk mengubah pernyataannya. Segera, dia diizinkan untuk menerima komuni dan membuat pengakuan. Pada 23 Mei 1431, pengadilan memindahkannya kembali ke otoritas sekuler.
Menara Rouen tempat terakhir Joan di tahan, kini lebih sering disebut menara Jeanne
Duke of Burgundy sangat gembira karena akhirnya wanita yang telah menyebabkan dia dan sekutu Inggrisnya kalah berkali-kali berhasil ditangkap. Dia menempatkan Joan dan pengawalnya, Jean de Aulon di dalam sel istananya di Vermandois. Setelah Joan melakukan berbagai upaya untuk melarikan diri, Burgundy berpikir lebih baik untuk memindahkannya ke kastil yang berada lebih ke utara, lebih jauh dari garis perbatasan dengan Prancis. Di kastil ini, Joan melakukan upaya melarikan diri yang lebih berani, ia melompat dari ketinggian enam puluh kaki dari puncak menara penjara ke parit. Meskipun tidak sadarkan diri dan menderita banyak memar dari usaha melarikan diri ini, Joan tidak terluka parah. Burgundy kemudian memindahkan lagi Joan ke lokasi yang lebih aman di Arras.
Pada tanggal 25 Mei 1430, berita tentang penawanan Joan of arc mencapai Paris. Paris, yang saat itu pro-Inggris, menyarankan agar Joan diserahkan kepada para pemuka agama untuk di inkuisisi. Pierre Cauchon, Uskup Beauvais, memimpin interogasi, karena Joan ditangkap diwilayah keuskupannya. Pada 3 Januari 1431, Joan dipindahkan ke bawah kuasa Cauchon dengan harga 10.000 franc. Dia dibawa ke pengadilan di Rouen, yang kemudian dikendalikan oleh Earl of Warwick dari Inggris.
ilustrasi Pengadilan Joan
Pada tanggal 13 Januari 1431, persidangan untuk mengadili Joan dimulai. Dia diadili oleh Gereja (bukan Negara.) Bishop Cauchon dan wakil inkuisitor Prancis melayani sebagai hakim. Pertama, mereka mengutip pernyataan dari berbagai orang tentang reputasi Joan dan mendakwanya sebagai penyihir. Joan tampaknya memenuhi deskripsi standar, dia bersikap aneh, dia mendengar "suara-suara" misterius di kepalanya, dan dia suka pergi sendiri untuk waktu yang lama, disamping itu dia juga memiliki keberuntungan yang luar biasa, dan dia biasanya mengenakan pakaian pria. Pada tanggal 21 Februari 1431, Joan dipanggil menghadap ke pengadilan lagi. Dia bersumpah untuk mengatakan yang sebenarnya, Joan sering menolak untuk mengatakan apa-apa ketika dia ditanya tentang pertanyaan yang berhubungan dengan Charles VII. 70 dakwaan bidat menyusut menjadi hanya 12 dakwaan, namun tidak ada yang terbukti secara jelas semua dakwaan tersebut. Joan yang telah dipenjara dalam sel-sel lembap selama berbulan-bulan jatuh sakit. Burgundy mengkhawatirkan hal ini, mereka tidak ingin dia mati sebelum pengadilan bisa membuktikan dia adalah seorang penyihir. Meskipun dia takut dan dalam keadaan sakit, Joan menolak untuk mengubah pernyataannya. Segera, dia diizinkan untuk menerima komuni dan membuat pengakuan. Pada 23 Mei 1431, pengadilan memindahkannya kembali ke otoritas sekuler.
eksekusi
Bidah bisa dihukum mati jika dilakukan berulang kali, sehingga pengadilan kemudian mengajukan tuntutan atas penggunaan pakaian laki-laki oleh perempuan (cross dressing). Masalahnya, saat di ruang sidang Jeanne setuju untuk menggunakan pakaian perempuan, sehingga tuntutannya menjadi tidak berdasar.
Beberapa hari kemudian, menurut pengakuan Jeanne, ia mendapatkan percobaan pemerkosaan oleh penjaga di dalam penjara. Ia kemudian mengenakan kembali pakaian laki-laki sebagai perlindungan terhadap pelecehan seksual dan juga, menurut kesaksian Jean Massieu, karena pakaiannya telah dicuri dan ia tidak memiliki apa-apa untuk dikenakan.
Penggunaan pakaian laki-laki oleh perempuan sebenarnya bisa dibenarkan oleh ajaran Katolik atas alasan mendesak, salah satunya untuk melindungi diri. Ia juga boleh saja menggunakan pakaian perang laki-laki untuk melindungi diri dalam pertempuran, walaupun membuatnya tampak menjadi kesatria laki-laki. Rambut pendeknya juga dipermasalahkan, yang kemudian mendapat pembelaan dari pendukungnya, misalnya ahli teologi Jean Gerson, bahwa hal tersebut hanya untuk kepraktisan.
Namun bagaimanapun tuntutan mengada-ada ini tetap diteruskan sehingga diputuskan ia melakukan bidah berulang dan pantas dihukum mati, Joan of arc dihukum mati dengan cara dibakar pada tanggal 30 Mei 1431.
Eksekusi Joan of Arc
Bidah bisa dihukum mati jika dilakukan berulang kali, sehingga pengadilan kemudian mengajukan tuntutan atas penggunaan pakaian laki-laki oleh perempuan (cross dressing). Masalahnya, saat di ruang sidang Jeanne setuju untuk menggunakan pakaian perempuan, sehingga tuntutannya menjadi tidak berdasar.
Beberapa hari kemudian, menurut pengakuan Jeanne, ia mendapatkan percobaan pemerkosaan oleh penjaga di dalam penjara. Ia kemudian mengenakan kembali pakaian laki-laki sebagai perlindungan terhadap pelecehan seksual dan juga, menurut kesaksian Jean Massieu, karena pakaiannya telah dicuri dan ia tidak memiliki apa-apa untuk dikenakan.
Penggunaan pakaian laki-laki oleh perempuan sebenarnya bisa dibenarkan oleh ajaran Katolik atas alasan mendesak, salah satunya untuk melindungi diri. Ia juga boleh saja menggunakan pakaian perang laki-laki untuk melindungi diri dalam pertempuran, walaupun membuatnya tampak menjadi kesatria laki-laki. Rambut pendeknya juga dipermasalahkan, yang kemudian mendapat pembelaan dari pendukungnya, misalnya ahli teologi Jean Gerson, bahwa hal tersebut hanya untuk kepraktisan.
Namun bagaimanapun tuntutan mengada-ada ini tetap diteruskan sehingga diputuskan ia melakukan bidah berulang dan pantas dihukum mati, Joan of arc dihukum mati dengan cara dibakar pada tanggal 30 Mei 1431.
Sumber
Sumber
Sumber
Sumber
Sumber
Sumber
0 comments:
Post a Comment