Pertempuran Maritsa I & II, Ekspansi Ottoman di Serbia - Abad ke 14
Gelar Sultan baru mereka dapatkan ketika Murad I berhasil menguasai kota Adrinople yang kemudian diberi nama Edirne. kota Edirne kemudian menjadi ibukota baru Ottoman dimana untuk pertama kalinya mereka dapat mengumpulkan para cendikiawan, filsuf, birokrat dan ahli-ahli kenegarawanan lainnya untuk memulai sebuah bentuk pemerintahan. atas nasihat mereka maka Murad I mengorganisir kekuatannya yang masih kesukuan menjadi sebuah kesultanan.
Berikut adalah peta awal dan akhir kekuasaan Murad I.
Perhatikan bagian pink seperti Byzantine (Romawi Timur) tidak dikuasi atau tepatnya belum dikalahkan tetapi sudah menyatakan tunduk sebagai vassal terhadap kekuasaan Ottoman. wilayah kekuasaan langsung Ottoman adalah yang berwarna merah tua yang diwarisi oleh Murad I dari ayahnya. sedangkan wilayah berwarna merah muda adalah tambahan wilayah yang dikuasai Ottoman di era Murad I.
bisa dibilang Murad I adalah sultan pertama Ottoman dan menjadi peletak dasar dinasti dan imperium Ottoman yang kelak akan menjadi salah satu kekuatan terbesar di asia dan eropa. Murad I sendiri didukung oleh status ningrat beserta klaim politis dari sisi ibunya yang masih terhitung putri dari Byzantine dan berdarah keturunan yunani. hal ini membuat Muraid I memiliki standing yang sejajar, katakanlah sama-sama ningrat dengan para penguasa lain di jamannya.
Cukup dengan latar belakangnya, mari kita masuk ke dalam Pertempuran Maritsa I.
Pertempuran Maritsa I terjadi sekitar tahun 1360-70. pertempuran ini terjadi karena para penguasa Serbia merasa terancam dengan ekspansi Ottoman hingga ke kota Adrianople. penguasa Serbia yang sebelumnya selalu bertengkar di antara mereka sendiri dan saling serang akhirnya merasa perlu untuk bersatu melawan lawan yang lebih kuat. setelah mendapatkan restu bantuan dari kerajaan sekitar dalam bentuk sejumlah kecil pasukan salib, mereka dengan jumlah beberapa puluh ribu bertolak langsung ke Adrianople/ Edirne, ibukota baru Ottoman.
Timingnya termasuk bagus. pada saat yang hampir bersamaan Murad I masih disibukkan dengan pertempuran lain di Asia Kecil/ Turki modern. hal ini membuat Lala Sahin Pasha, guru dari Murad I yang dipercaya sebagai panglima mengutus Hacı İlbey untuk menunda waktu sembari menunggu bala bantuan. sayangnya pasukan yang diberikan hanya sedikit, hanya 5000an (tidak sampai 10 ribu) sehingga tidak banyak yang bisa mereka lakukan pada awalnya. hal ini juga terjadi karena antara Lala Sashin Pasha dan Haci Ilbey terjadi persaingan/ rivalitas yang tidak sehat.
Dalam hal ini bisa dibaca bahwa sang panglima mengirim jendralnya agar gagal dan tewas di medan pertempuran untuk membeli waktu, sementara ia sendiri memilih bertahan di kota menunggu bantuan dari Murad I. oleh karena itu 30-50 ribu pasukan Serbia praktis maju tanpa hambatan walaupun diganggu berkali-kali oleh pasukan Ottoman. mereka akhirnya melintasi Sungai Maritsa tanpa banyak kesulitan dan seterusnya menuju ke lembah Martisa. mereka hanya 15 km dari Erdine ketika pasukan Ottoman mendapatkan kesempatan emasnya.
Sebuat strategi yang jitu melalui sebuah serangan malam membuat pasukan Ottoman yang jauh lebih kecil berhasil memukul mundur pasukan Serbia yang berukuran beberapa kali lipat. beberapa faktor yang membuat 5000 pasukan Ottoman menang melawan 30-50 ribu pasukan Serbia adalah :
- Penggunaan Akinci secara efektif. kekuatan Ottoman adalah pada pasukan berkuda panahan ringan miliknya yang cepat dalam pendadakan, terlatih secara kesukuan berkuda dan fleksibel penggunaannya. pasukan ini nyaris sama dengan pasukan berkuda mongol yang di abad sebelumnya terbukti hampir tanpa tanding apabila dipadukan dengan jendral yang kapabel.
- Efek Psikologis. dengan Ottoman yang sudah berkali-kali menganggu/ menyerang dengan kerusakan minimum maka pasukan dan petinggi Serbia menjadi terlalu percaya diri, menganggap enteng lawan sehingga tidak disiplin dan lengah dalam penjagaan. sebuah serangan habis-habisan (pitched battle) membuat mereka terkejut dan menjadi panik.
- Tidak adanya persatuan di pihak Serbia. pasukan Serbia walau besar tetapi tidak saling mengenal, bahkan beberapa merupakan mantan lawan, koordinasinya buruk dan hampir tanpa latihan. hal ini berujung pada miskomunikasi yang besar sehingga ketika terjadi kebingungan maka dengan cepat akan menyulut kepanikan serta hancurnya struktur kepemimpinan.
- Adanya rasa takut terhadap pasukan utama Ottoman yang lebih besar dan kuat, yang sekarang masih berada jauh di Asia Minor yang dipisahkan oleh selat bosphorus.
- Efek Psikologis. dengan Ottoman yang sudah berkali-kali menganggu/ menyerang dengan kerusakan minimum maka pasukan dan petinggi Serbia menjadi terlalu percaya diri, menganggap enteng lawan sehingga tidak disiplin dan lengah dalam penjagaan. sebuah serangan habis-habisan (pitched battle) membuat mereka terkejut dan menjadi panik.
- Tidak adanya persatuan di pihak Serbia. pasukan Serbia walau besar tetapi tidak saling mengenal, bahkan beberapa merupakan mantan lawan, koordinasinya buruk dan hampir tanpa latihan. hal ini berujung pada miskomunikasi yang besar sehingga ketika terjadi kebingungan maka dengan cepat akan menyulut kepanikan serta hancurnya struktur kepemimpinan.
- Adanya rasa takut terhadap pasukan utama Ottoman yang lebih besar dan kuat, yang sekarang masih berada jauh di Asia Minor yang dipisahkan oleh selat bosphorus.
Kombinasi dari hal-hal di atas membuat serangan Ottoman menjadi begitu efektif dalam membuat lawan panik dan memaksa Serbia agar melarikan diri secara masal (rout). serangan malam hari memaksimalkan kelengahan di pihak Serbia. penggunaan kavaleri ringan Akinci membuat lawan sulit menerka kekuatan lawan yang sesungguhnya karena gerakannya begitu cepat dan tampak berada dimana-mana. lalu penggunaan lebih dari 1 obor per prajurit yang membuat pasukan Ottoman terlihat jauh lebih banyak.
Strategi obor ini, baik sendiri atau dengan kuda dan boneka jerami sudah sering digunakan oleh pasukan Mongol di abad sebelumnya dengan efektivitasnya yang sama baiknya.
Serangan dadakan tersebut secara masal menyulut kepanikan di pihak Serbia. garis komando tidak bisa bereaksi dengan baik karena situasi tengah malam yang menyulitkan koordinasi dan banyaknya laporan yang masuk bahwa pasukan mereka diserang di banyak titik. belum lagi terlihatnya banyaknya titik obor di pihak lawan dan begitu semangatnya pasukan Ottoman dalam merangsek masuk ke dalam posisi Serbia. para jendral dan bangsawan dengan keliru menyimpulkan bahwa pasukan Ottoman telah menerima bantuan yang jauh lebih besar, atau bahkan mengira yang datang adalah pasukan utama Ottoman pimpinan Murad I.
Kepanikan semakin menjadi-jadi setelah timbul banyak korban tanpa reaksi yang memadai dari kubu Serbia. melihat hal ini sebagian pasukan Serbia dipimpin oleh bangsawan kecil nya masing-masing mulai melarikan diri ke arah sungai. walapun para veteran dan bangsawan lain mencoba bertahan tetapi garis pertahanan mereka tidak kuat karena ditinggalkan oleh terlalu banyak prajurit yang memilih lari di tengah kegelapan malam. melihat rekan-rekan mereka lari maka moral pasukan yang bertahan semakin rusak, ditambah dengan isu bahwa pasukan Ottoman yang datang merupakan induk pasukan. garis komando akhirnya tumbang, dan masing-masing bertahan sendiri-sendiri di sekitar camp nya masing-masing.
Pasukan Akinci yang sebenarnya jauh lebih kecil kemudian mampu membagi dua lawan dan mengisolir mereka agar tidak menyatukan diri. mereka membiarkan banyak prajurit Serbia melarikan diri ke arah sungai karena mengurangi lawan yang harus mereka hadapi. sembari membiarkan lawan melarikan diri, para Akinci memfokuskan diri untuk mengelilingi dan menghabisi kubu-kubu lawan yang berhasil diisolir yang lalu terpecah setelah mengalami tekanan serangan dan jatuh korban.
Hal ini sesuai dengan prinsip seni perang. jangan pernah menghalangi jalan keluar lawan karena lawan yang terjepit di segala sisi akan bertahan mati-matian karena kesamaan movitasi dan semangat untuk hidup. lebih baik dibiarkan ada celah keluar sehingga lawan tidak akan bersatu padu, sebagian akan memilih lari dan dengan segera akan membuat berkurangnya jumlah dan semangat prajurit untuk bertahan lebih lama lagi.
Pertempuran ini dikenal sebagai Maritsa I atau Sırp Sındığı yang berarti Kehancuran Serbia. walau banyak pemimpin Serbia tumbang beserta prajurit serta tokoh lainnya, tetapi dari sisi jumlah ini bukanlah kehancuran total. dari 30-50 ribu pasukan, kemungkinan kuat hanya belasan ribu yang menjadi korban di pertempuran dan hanyut di sungai karena panik dalam melarikan diri. sedangkan puluhan ribu lainnya sukses melarikan diri, termasuk pemimpin koalisi mereka yakni Raja Vukasindan adiknya despot Jovan Uglješa yang mundur tanpa kejaran dari pihak Ottoman karena perbedaan jumlah yang masih signifikan.
Perhatikan luas wilayah Serbia pada peta. bukti besarnya jumlah pasukan Serbia yang selamat adalah bagaimana dalam waktu beberapa tahun saja bisa muncul pasukan Serbia lainnya dalam jumlah yang lebih besar lagi. padahal Serbia adalah sebuah wilayah tidak luas ditambah dengan geografisnya yang sulit sehingga populasinya tidaklah besar. dan jumlah 30 ribu pasukan adalah sebuah angka yang besar. sebagai perbandingan satu legion Romawi adalah 6000 prajurit dan jumlah yang digunakan Julius Caesar dalam perang di Gallia hanya 4 s/d 6 legion atau 24-36 ribu prajurit.
atau bagaimana di abad sebelumnya pertempuran puncak Pasukan koalisi Kerajaan Salib berada di angka 20 ribu melawan 30 ribu pasukan koalisi Saladin, di Hattin. jadi angka 30-50 ribu prajurit adalah jumlah yang besar dan sangat tidak mungkin bagi kerajaan kecil dengan wilayah tidak kaya seperti Serbia untuk memobilisasi pasukan sebesar itu dalam jangka waktu yang berdekatan.
Kemenangan ini sendiri berakhir pahit bagi sang jendral. tidak sampai satu tahun setelah keluar sebagai pemenang dan mendapatkan banyak tambahan popularitas, Hacı İlbey ditemukan tewas diracun. hal yang naas namun sudah diprediksi sebelumnya, karena Lala Sashin Pasha sebagai guru dan panglima Ottoman merasa iri karena pengaruh politis serta ketenarannya disaingi oleh rivalnya. sang Jendral pemenang akhirnya menjadi korban intrik istana karena popularitasnya sendiri.
Bersambung ke post 2, Pertempuran Maritsa II.
referensi sementara :
https://en.wikipedia.org/wiki/Murad_I
https://en.wikipedia.org/wiki/Nil%C3%BCfer_Hatun
https://en.wikipedia.org/wiki/Battle...B1%C4%9F%C4%B1
https://en.wikipedia.org/wiki/Hac%C4%B1_%C4%B0lbey
https://en.wikipedia.org/wiki/Lala_%...5%9Eahin_Pasha
https://en.wikipedia.org/wiki/Akinji
https://en.wikipedia.org/wiki/Battle_of_Maritsa
https://en.wikipedia.org/wiki/Battle_of_Hattin
0 comments:
Post a Comment