Kisah Ken Arok, Seorang Pencuri yang Berhasil Membangun Kerajaan
Pada zaman dahulu, seseorang yang bisa membangun kerajaan dan menjadi penguasa pada umumnya adalah seorang keturunan bangsawan. Tapi tidak demikian halnya dengan kerajaan Tumapel atau Singasari.
Kerajaan ini tidak didirikan oleh seseorang dengan status bangsawan. Ken Arok yang merupakan pendiri kerajaan ini sebenarnya berlatar belakang sebagai pencuri.
1. Asal-usul Ken Arok yang Tidak Jelas
Tidak ada yang benar-benar tahu asal-usul Ken Arok. Namun dikisahkan, ia adalah putra Gajah Para dari desa Campara (Blitar) dan Ken Ndok dari desa Pangkur (Blitar). Meski begitu, ada juga yang menyebutkan bahwa Ken Arok bukanlah anak dari Gajah Para, melainkan terlahir karena Ken Ndok bersetubuh dengan seorang Brahma.
Patung Ken Arok
Gajah Para yang marah kemudian meninggalkan Ken Ndok. Namun, ada juga yang menyebutkan bahwa perbuatan tidak senonoh yang membuat Ken Ndok hamil tersebut adalah pemerkosaan dan yang dilambangkan sebagai dewa Brahma adalah orang yang berkuasa di wilayah tersebut dan tidak lain adalah Tunggul Ametung. Sehingga hal ini membuat Ken Arok sebenarnya adalah anak dari Tunggul Ametung sendiri.
Ken Ndok yang melahirkan putranya tanpa suami akhirnya membuang anaknya karena malu. Saat itulah bayi tersebut ditemukan oleh seorang pencuri bernama Lembong. Karena dibesarkan oleh seorang pencuri, maka ia juga akhirnya tumbuh menjadi seorang berandalan yang gemar mencuri dan berjudi sehingga membuat Lembong banyak hutang.
2. Menjadi Perampok yang Ditakuti di Kawasan Kerajaan Kadiri
Lembong yang merasa terbebani akhirnya mengusir Ken Arok. Saat berkelana itulah ia kemudian bertemu dengan Bango Samparan, seorang penjudi dari desa Karuman (Garum, Blitar). Bango Samparan kemudian mengasuhnya karena dianggap sebagai pembawa keberuntungan.
Candi Singasari [Image Source]
Meski begitu, Ken Arok tidak betah tinggal bersama keluarga Bango Samparan. Pasalnya, Bango Samparan memiliki 5 orang anak yang akhirnya merasa cemburu karena Ken Arok dianggap istimewa. Ken Arok kemudian kembali mengembara dan ia bertemu dengan Tita, dari desa Siganggeng (Malang). Bersama Tita, keduanya malah menjadi pasangan perampok yang paling ditakuti di seluruh Kadiri. Bahkan banyak perampok lain yang akhirnya bergabung dengan komplotan Ken Arok.
3. Bertemu dengan Brahmana yang Membantunya Menjadi Raja
Ken Arok kemudian bertemu dengan brahmana dari India, Lohgawe. Ia yakin bahwa Ken Arok adalah titisan Wisnu yang dicarinya. Lohgawe berkata bahwa dirinya akan membantu Ken Arok mendirikan sebuah kerajaan, namun ia harus merebut kekuasaan Tunggul Ametung terlebih dulu.
Patung Prajnaparamita yang dipercaya sebagai penggambaran Ken Dedes
Lohgawe yang dihormati akhirnya berhasil membuat Ken Arok menjadi pengawal Tunggul Ametung. Saat itulah ia bertemu dengan Ken Dedes untuk pertama kalinya dan langsung jatuh hati padanya. Dari situlah Ken Arok bertekat untuk membunuh Tunggul Ametung dan merebut Ken Dedes.
4. Merebut Kekuasaan Tunggul Ametung
Singkat cerita, Ken Arok kemudian memesan sebuah keris sakti dari Mpu Gandring. Mpu Gandring meminta waktu satu tahun, namun Ken Arok tidak sabar dan meminta waktu 5 bulan. Meski akhirya disetujui, keris tersebut ternyata belum jadi setelah 5 bulan. Mpu Gandring yang menolak memberikan keris tersebut akhirnya justru dibunuh oleh Ken Arok dengan kerisnya sendiri. Mpu Gandring yang sekarat kemudian mengutuk keris tersebut bahwa keris itu akan membunuh 7 orang termasuk Ken Arok sendiri.
Ilustrasi pembuat keris [Image Source]
Di sinilah kelicikan Ken Arok kemudian muncul. Ia memberikan keris tersebut kepada Kebo Ijo, teman sesama pengawal. Kebo Ijo yang begitu bangga dengan keris tersebut selalu membawa keris itu kemanapun ia pergi, sehingga setiap orang tahu bahwa keris tersebut adalah milik Kebo Ijo.
Ketika Kebo Ijo sedang mabuk, Ken Arok kemudian mencuri keris tersebut dan membunuh Tunggul Ametung yang sedang tertidur pulas. Ken Dedes sebenarnya mengetahui kejadian tersebut, namun ia menyimpan rahasia tersebut karena sudah jatuh hati pada Ken Arok serta karena ia dulu menikahi Tunggul Ametung karena terpaksa.
Kebo Ijo sendiri akhirnya dihukum mati karena dituduh membunuh Tunggul Ametung. Ken Arok kemudian mengangkat diri sebagai akuwu atau penguasa Tumapel dan menikahi Ken Dedes, meski saat itu ia mengandung anak dari Tunggul Ametung.
5. Memberontak dari Kerajaan Kadiri
Tumapel sendiri sebenarnya merupakan bagian dari Kerajaan Kadiri. Namun Ken Arok kemudian terus memperluas wilayah sehingga dianggap membangkang. Para Brahmana yang berselisih dengan Kertajaya, raja Kadiri kemudian pindah ke Tumapel dan meminta perlindungan Ken Arok yang sedang mempersiapkan pemberontakan.
Candi Jago kerajaan Singasari
Dengan dukungan dari para Brahmana, Ken Arok menyatakan Tumapel sebagai kerajaan merdeka yang lepas dari Kadiri. Maka selanjutnya terjadilah peperangan antara Kadiri dan Tumapel yang berakhir dengan kalahnya Kertajaya. Kemudian kerajaan Tumapel diganti namanya menjadi Kerajaan Singasari yang hanya bertahan sebentar yaitu dari tahun 1222 hingga 1292.
Ken Arok memang berhasil mendirikan sebuah kerajaan, tapi toh pada akhirnya kerajaan tersebut tidak bisa bertahan lama. Ken Arok mati dibunuh oleh Anusapati yang merupakan putra dari Tunggul Ametung. Dan konflik perpecahan antar keluarga akhirnya juga justru membuat kerajaan ini tidak bisa bertahan.
Mungkin inilah gambaran jelas sejarah bahwa kesuksesan yang diraih dengan jalan kecurangan atau kejahatan tidak akan bertahan lama.
Kerajaan ini tidak didirikan oleh seseorang dengan status bangsawan. Ken Arok yang merupakan pendiri kerajaan ini sebenarnya berlatar belakang sebagai pencuri.
1. Asal-usul Ken Arok yang Tidak Jelas
Tidak ada yang benar-benar tahu asal-usul Ken Arok. Namun dikisahkan, ia adalah putra Gajah Para dari desa Campara (Blitar) dan Ken Ndok dari desa Pangkur (Blitar). Meski begitu, ada juga yang menyebutkan bahwa Ken Arok bukanlah anak dari Gajah Para, melainkan terlahir karena Ken Ndok bersetubuh dengan seorang Brahma.
Patung Ken Arok
Gajah Para yang marah kemudian meninggalkan Ken Ndok. Namun, ada juga yang menyebutkan bahwa perbuatan tidak senonoh yang membuat Ken Ndok hamil tersebut adalah pemerkosaan dan yang dilambangkan sebagai dewa Brahma adalah orang yang berkuasa di wilayah tersebut dan tidak lain adalah Tunggul Ametung. Sehingga hal ini membuat Ken Arok sebenarnya adalah anak dari Tunggul Ametung sendiri.
Ken Ndok yang melahirkan putranya tanpa suami akhirnya membuang anaknya karena malu. Saat itulah bayi tersebut ditemukan oleh seorang pencuri bernama Lembong. Karena dibesarkan oleh seorang pencuri, maka ia juga akhirnya tumbuh menjadi seorang berandalan yang gemar mencuri dan berjudi sehingga membuat Lembong banyak hutang.
2. Menjadi Perampok yang Ditakuti di Kawasan Kerajaan Kadiri
Lembong yang merasa terbebani akhirnya mengusir Ken Arok. Saat berkelana itulah ia kemudian bertemu dengan Bango Samparan, seorang penjudi dari desa Karuman (Garum, Blitar). Bango Samparan kemudian mengasuhnya karena dianggap sebagai pembawa keberuntungan.
Candi Singasari [Image Source]
Meski begitu, Ken Arok tidak betah tinggal bersama keluarga Bango Samparan. Pasalnya, Bango Samparan memiliki 5 orang anak yang akhirnya merasa cemburu karena Ken Arok dianggap istimewa. Ken Arok kemudian kembali mengembara dan ia bertemu dengan Tita, dari desa Siganggeng (Malang). Bersama Tita, keduanya malah menjadi pasangan perampok yang paling ditakuti di seluruh Kadiri. Bahkan banyak perampok lain yang akhirnya bergabung dengan komplotan Ken Arok.
3. Bertemu dengan Brahmana yang Membantunya Menjadi Raja
Ken Arok kemudian bertemu dengan brahmana dari India, Lohgawe. Ia yakin bahwa Ken Arok adalah titisan Wisnu yang dicarinya. Lohgawe berkata bahwa dirinya akan membantu Ken Arok mendirikan sebuah kerajaan, namun ia harus merebut kekuasaan Tunggul Ametung terlebih dulu.
Patung Prajnaparamita yang dipercaya sebagai penggambaran Ken Dedes
Lohgawe yang dihormati akhirnya berhasil membuat Ken Arok menjadi pengawal Tunggul Ametung. Saat itulah ia bertemu dengan Ken Dedes untuk pertama kalinya dan langsung jatuh hati padanya. Dari situlah Ken Arok bertekat untuk membunuh Tunggul Ametung dan merebut Ken Dedes.
4. Merebut Kekuasaan Tunggul Ametung
Singkat cerita, Ken Arok kemudian memesan sebuah keris sakti dari Mpu Gandring. Mpu Gandring meminta waktu satu tahun, namun Ken Arok tidak sabar dan meminta waktu 5 bulan. Meski akhirya disetujui, keris tersebut ternyata belum jadi setelah 5 bulan. Mpu Gandring yang menolak memberikan keris tersebut akhirnya justru dibunuh oleh Ken Arok dengan kerisnya sendiri. Mpu Gandring yang sekarat kemudian mengutuk keris tersebut bahwa keris itu akan membunuh 7 orang termasuk Ken Arok sendiri.
Ilustrasi pembuat keris [Image Source]
Di sinilah kelicikan Ken Arok kemudian muncul. Ia memberikan keris tersebut kepada Kebo Ijo, teman sesama pengawal. Kebo Ijo yang begitu bangga dengan keris tersebut selalu membawa keris itu kemanapun ia pergi, sehingga setiap orang tahu bahwa keris tersebut adalah milik Kebo Ijo.
Ketika Kebo Ijo sedang mabuk, Ken Arok kemudian mencuri keris tersebut dan membunuh Tunggul Ametung yang sedang tertidur pulas. Ken Dedes sebenarnya mengetahui kejadian tersebut, namun ia menyimpan rahasia tersebut karena sudah jatuh hati pada Ken Arok serta karena ia dulu menikahi Tunggul Ametung karena terpaksa.
Kebo Ijo sendiri akhirnya dihukum mati karena dituduh membunuh Tunggul Ametung. Ken Arok kemudian mengangkat diri sebagai akuwu atau penguasa Tumapel dan menikahi Ken Dedes, meski saat itu ia mengandung anak dari Tunggul Ametung.
5. Memberontak dari Kerajaan Kadiri
Tumapel sendiri sebenarnya merupakan bagian dari Kerajaan Kadiri. Namun Ken Arok kemudian terus memperluas wilayah sehingga dianggap membangkang. Para Brahmana yang berselisih dengan Kertajaya, raja Kadiri kemudian pindah ke Tumapel dan meminta perlindungan Ken Arok yang sedang mempersiapkan pemberontakan.
Candi Jago kerajaan Singasari
Dengan dukungan dari para Brahmana, Ken Arok menyatakan Tumapel sebagai kerajaan merdeka yang lepas dari Kadiri. Maka selanjutnya terjadilah peperangan antara Kadiri dan Tumapel yang berakhir dengan kalahnya Kertajaya. Kemudian kerajaan Tumapel diganti namanya menjadi Kerajaan Singasari yang hanya bertahan sebentar yaitu dari tahun 1222 hingga 1292.
Ken Arok memang berhasil mendirikan sebuah kerajaan, tapi toh pada akhirnya kerajaan tersebut tidak bisa bertahan lama. Ken Arok mati dibunuh oleh Anusapati yang merupakan putra dari Tunggul Ametung. Dan konflik perpecahan antar keluarga akhirnya juga justru membuat kerajaan ini tidak bisa bertahan.
Mungkin inilah gambaran jelas sejarah bahwa kesuksesan yang diraih dengan jalan kecurangan atau kejahatan tidak akan bertahan lama.
Mari segera bergabung dengan kami.....
ReplyDeletedi IONPK.ORG.:)
pin BB : 58ab14f5 , di add ya...
Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
Dijamin seru dan menghasilkaN IONPK.ORG