Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti besar pada zamannya, pusat
pemerintah Abbasiyah berada di Baghdad Irak, dan pada zamannya Baghdad
merupakan kota besar dan kota berpendidikan bagi kaum muslimin. Salah
satu Khalifah yang paling terkenal adalah Khalifah Harun Ar-rasyid.
Harun Ar-Rasyid merupakan khalifah yang pernah memimpin Dinasti
Abbasiyah, dan masa pemerintahannyalah kemajuan ilmu pengetahuan sangat
pesat, namun ada hal menarik di balik sosok gagahnya sang Khalifah yakni
dikarunia seorang istri yang cantik dan sholehah yakni Zaubaidah bint
Ja'far.
Zubaidah bint Ja'far dianggap perempuan yang memiliki andil bessar dalam
perkembangan dinasti Abbasiyah dan kepemimpinan suaminya yakni Harun
Ar-Rasyid. Ada beberapa kisah yang di tuangkan dalam sejarah bagaimana
peran seorang istri Khalifah dalam membantu sang suami dalam memerintah.
1.) Memiliki Jiwa Sosial yang Tinggi.
Bendungan Zubaidah (Mata Air Zubaidah).
Sumber. Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia
Berawal dari mimpi Zubaidah yang
dikumpulkan oleh para jemaah haji saat itu Awalnya Zubaidah menduga
bahwa mimpi tersebut hanya merupakan bunga tidur saja. Namun setelah 3
malam didatangi mimpi serupa akhirnya Zubaidah menanyakan mimpi tersebut
pada Ahli Tafsir mimpi kerajaan, memang pada saat itu mekkah sering
dilanda kekeringan parah Hingga banyak jamaah haji yang meninggal karena
kehausan, Namun berita ini belum pernah sampai ke telinga Harun Al
Rasyid.
Setelah ditakwilkan sang Ahli Tafsir menyatakan bahwa itu
salah satu tugas untuk sang Khalifah untuk membangun sebuah bendungan
untuk keperluan jemaah haji.
Akhirnya Zubaidah membuat mega proyek untuk membangun saluran air yang
sumbernya diambil dari Wadi Nu’man yang kemudian airnya dialirkan menuju
tempat-tempat vital selama ibadah haji dilangsungkan, Seperti Arafah,
Mina, Muzdalifah dan Masy’aril Haram. Kala itu belum ada listrik atau
alat yang bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit air. Namun Zubaidah tak
kehabisan akal, ia memanfaatkan tenaga kuda untuk menarik air dari Wadi
Nu’man untuk kemudian dialirkan ke saluran di mana jamaah haji
berada. Gebrakan Zubaidah dalam membuat mata air ini dianggap sebagai
salah satu proyek ‘ajaib’ yang pernah ada dalam sejarah Haji di masa
silam. Sumbangsihnya yang begitu besar untuk membantu para jamaah haji
dan juga penduduk Makkah yang selama bertahun-tahun kesulitan dalam
masalah air membuat namanya dijadikan sebagai nama mata air tersebut.
Snouck Hurgronje dalam Tulisan-tulisan Tentang Islam di Hindia Belanda pernah mengungkap keajaiban Mata Air Zubaidah tersebut,
“Di waktu biasa, sumber Mata Air Zubaidah memasok air lebih dari cukup
untuk keperluan rumahtangga penduduk Mekkah seperti mencuci pakaian, bab
dan mandi. Persediaan air di sumur-sumur itu tidak berkurang walau lama
tak turun hujan.”
Huzaemah T. dalam bukunya “Konsep Wanita Menurut Quran, Sunnah, dan
Fiqh,” mengatakan bahwa Pembuatan Mata Air Zubaidah dan sumur-sumur
tersebut menelan biaya sebesar 1.500.000 dinar. Oleh karena itu,
Zubaidah merupakan sosiawan yang jarang ada tandingannya.” (Sumber. kabarmakkah.com).
2.) Istri Sekaligus Penasihat Sultan
Sumber. samicherkaoui.blogspot.com
Sejarah mencatat sang khalifah terkadang selalu berkonsultasi dengan
sang istri dalam setiap mengambil keputusan dalam pemerintahan. Sang
permaisuri yang terkenal memiliki paras yang cantik, dia juga memiliki
kecerdasan dan sifat yang bijaksana, tak heran beberapa keputusan sang
Khalifah selalu ada andil sang permaisuri. Diketahui bahwa keputusan
Zubaidah dinilai bijaksana dan tepat menurut Khalifah Harun Ar-Rasyid.
Bahkan Sejarawan Ibnu Al-Jawzi mencatat, saat sang sultan berkutat
dengan urusan ketentaraan, dia menyerahkan kekuasaan untuk membuat
kebijakan pada Zubaidah secara penuh.
3.) Mendorong Kemajuan Pendidikan, Keilmuan, dan Seni
Sumber:
google
Selain memiliki paras yang cantik
dan terkenal istri sholehah ternyata istri sang Khalifah terkenal
sangat menggemari ilmu pengetahuan dan seni, sang permaisuri terkenal
dengan kelebihannya yakni terletak pada wawasannya, sikap bijaksana, dan
berjiwa pemberani. Bakat seni juga dimiliki sang permaisuri. Dia
menulis banyak puisi yang diikutkan dalam pagelaran seni. Keunikan isi
puisinya menahbiskannya sebagai salah satu patron seni di Irak. Selain
itu sang permaisuri juga melakukan regenerasi sangat besar pada bidang
ilmu pengetahuan dan seni, tak tanggung-tanggung Zubaidah menawarkan
hadiah sejumlah uang bagi para sastrawan, seniman dan ilmuwan dunia yang
mau mengembangkan karyanya di Kota Baghdad
Pepatah:
Kisah
Zubaidah Bint Ja'far mengajarkan bahwa sebagai seorang istri dari
seorang khalifah, wanita harus berperan membantu suaminya dalam setiap
yang terjadi dalam kehidupan sang suami, bahkan ada sebuah pepatah
mengatakan “Dibalik kesuksesan seorang pria, ada sosok wanita kuat di
belakangnya “. bahkan pepatah lain mengatakan “Di balik seorang tokoh,
selalu tersembunyi peran dua perempuan, yaitu ibu dan istri”.
0 comments:
Post a Comment